Monday, June 06, 2005

CAMPUR TANGAN ORANG TUA DALAM BERPACARAN

Ada ortu yang yang tidak mau tau terhadap pergaulan anak-anaknya, ia berkata jaman sekarang adalah jaman modern, biarlah anak-anak menentukan masa depan sendiri. Kalimat yang diucaopkan ini boleh benar, boleh juga tidak, mengapa? Sebab ortu yang beginian diangga[p ortu jaman sekarang, yang mengerti sekali anak anak-anaknya, namun dipihak lain, ortu yang demikain adalah ortu yang kurang bertanggung jawab.

Memang kalau kaum muda ynag tinggal bersama ortu, paling sedikit pacaran anda masih terpantau, walaupun mungkin ortu anda sibuknya seabrek. Dibanding mereka yang sekolah di ibu kota bahkan di Luar Negeri. Meraka semua terlepas dari pantauan ortu, mau melakukan apa saja ngak maslah, dan tidak ada yang melarang. Kalau bersam,a ortu , untuk pergi menonton misalnya, mestui lapor pada ortu dan waktu pulangnya juga sudah ditetapkanm, tidka boleh melewati jam 22.00 malam misalnya, namun yang tinggal kost di ibu kota atau Luar Negeri, mau jungkir baklik, pulang malam ataupun ngak pulang , tidak ada yang peduli. Bayangin sja, tentu risikonya lebih besar kalau tanpa ada keterlibatan ortu sama sekali.

Saya yakin semua ortu itu sayang pada anak-anaknya, merka tidak bakal menjerumuskan anak-anaknya pada hal-hal yang keliru atau kesengsaraan. Tadi di depoan kita sudha menyinggung bahwa orang yang jatuh cinta itu kadang matanya dibutaain oleh cinta, oleh sebeb itu tugas ortu untuk memelekkannya. Memang ada ortu yang punya motivasi jelek, kalau pacar anaknya orang kaya, maka semuanya tidak dipersoalkan, rasanya lancar seperti jalan toll. Namun kalau sang pacar itu kere, mobil tak punya, seda motornya juga sudah butut, nah ini, surat ijinnya sulit sekali keluar. Banyak sekali prosedurnya. Kadang karena masalah kekeyaan ini, banyak orang tua juga tertutup matanya oleh uang itu, sehingga mengambil keputusan yang konyol, membuat si anak sengsara didalam perkawinannya.

Di lain pihak kaum muda yang sedang asyik berpacaran itu , sudah lupa segalanya. Sering kali ia tidak menemukan kejelekkan dari pasangannmya, karena begitu kuatnya kekuatan cinta, telah membuat apa saja yang dilakukan oleh pacarnya itu selalu baik. Nah, kadang untuk hal ini sering terjadi pertengkatan antara anak dan ortu. Pacar yang suka bohong, masih dibela-belain, ngak apa-apalah , demi kesenangan kita, ortu dibohongin pun ngak soal. Bayangin aja, baru aja dalam tahap pacaran, sang calon mertua pun udah berani dibohongi, itu sebabnya jangan heran ntar kalo udah nikah, sang isteri akan dibohongi juga, siapa takut!!. Bagi pria perokok dan pecandu Alkohol dan diskotik, apabila sang wanita yang sudah kebelet cinta ama dia, masih bela-belain, ngak apa-apa sesekali minum asal ngak sampe mabok, lagi pula yang diminum itu hanya beer yang ngak bakalan bikin mabok. Nah setelah menikah, apa yang terjadi, tahu sendirilah.

Saya pernah mendengar kesaksian seorang ibu dua anak, dia katakan bahwa sewaktu pacaran suaminya itu memang sudah mempunyai sifat buruk, selain merokok, Alkohol juga sering ke diskotik. Masih untunglah kalo berjudi ia tidak suka. Namun sesudah menikah apa lacur, si suami makin menjadi-jadi, hampir setiap malam minggu perginya minum dan diskotik, mula-mula sang isteri diajak, namun karena udah punya anak maka tidak diajak lagi. Sering kali pulang dengan mabuk tak menentu, dan suka main tangan memukul sang isteri. Berkali-kali terjadi hal ini, hingga akhirnya sang suami punya WIL (Wanita Idaman Lain = simpanan), barulah dengan keberanian dan terpaksa si isteri minta cerai, walaupun kedua putra semata wayang itu harus dipelihara oleh pihak suami, ia tidak persoalkan lagi, ia tidak tahan di madu. Inilah akibatnya, karena mata orang yang sedang dilanda asmara cinta itu buta.

Sekali lagi kita tidak dapat mengabaikan peranan ortu dalam hal pacaran anak-anaknya, walaupun saya tidak setuju kalo orang tua mesti memaksakan kemauan mereka untuk anaknya, sebab yang pacaran kan bukan ortu. Sangat heran sekali, ortu itu kadang memilki insting yang melebihi anak-anak muda, mereka seakan-akan sudah mengetahui masa depan anak-anaknya, walaupun tidak semuanya benar, itu sebabnya restu ortu jangan diabaikan. Kadang juga pilihan dan persetujuan ortu itu bisa salah, kemungkinan besar karena kepandaian dari sang pacar bermain sandiwara sehingga mengelabui si ortu. Nikah itu diperhitungkan oleh semua orang secara umum adalah satu kali, walaupun ada orang yang berkali-kali; oleh karena hanya satu kali maka perlu memilih dan menyeleksi yang terbaik, makanya campur tangan orang yang lebih tua apalagi ortu kita, dijamin tidak merugikan. Permisi Tanya ya? Loe pacaran udah direstyui ortu belon? Atau masih sembunyi-sembunyi? Yang sembunyi-sembunyi, percayalah suka-cita dan damai sejahteranya pasti terganggu.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home