Monday, June 06, 2005

HARI VALENTINE

HARI VALENTINE

“Adapun kasih itu panjang sabar dan penyayang; kasih itu tiada dengki; kasih itu tiada memegahkan dirinya, tiada sombong; tiada melakukan yang tiada senonoh, tiada mencari keuntungan dirinya sahaja; tiada pemarah; tiada menyimpan kesalahan orang; tiada gemar akan lalim, melainkan bersukacita dengan yang benar.” ( 1 Korintus 13 : 4-6)
Dikisahkan ada dua sejoli Armando dan Monalisa, saat ini mereka sedang saling jatuh hati, (harus saling, supaya tidak disebut bertepuk sebelah tangan). Semenjak mereka saling mengenal lalu berpacaran sampai saat ini sudah setahun lebih. Memang tidak gampang untuk mendapatkan Monalisa, sebab Armando harus berusaha cukup keras, ternyata teman-teman yang lain juga mau ikut serobot. Saat ini mereka selalu berduaan, kalau yang satu ada di gereja, maka pasangannya juga, bila yang satu ada di Super Market, berarti pasangannya juga ada di sana. Berpisah sehari rasanya seperti setahun lamanya. Di dompet, di mobil, di Alkitab, di kamar, sudah ada foto sang kekasih, pokoknya “lengket seperti perangko”.
Suatu hari mereka berdua berada di sebuah taman, dalam kesunyian dan kemesraan yang diiringi oleh suara siulan burung gereja. Lalu sang wanita berkata demikian? Bolehkah saya bertanya suatu pertanyaan? Oh, Mengapa tidak, boleh sayangku, tanya saja – mau seribu pertanyaan juga boleh. Lalu wanita itu berkata demikian, pertanyaannya demikian: berdasarkan pengenalan kita selama ini, dan dengan kesadaran yang penuh, seandainya aku bertanya, apakah engkau sungguh-sungguh dengan pasti mencintaku? Apa jawabmu sayang? Atau ini masih merupakan suatu hal yang harus dipertimbangkan? Kira-kira apa jawaban sang pria itu? Saya yakin pria itu akan menjawab bahwa dia sungguh-sungguh mencintai. Lalu ada lagi pertanyaan kedua, kira-kira apa yang menjadi alasan kalau engkau cinta padaku? Coba terka apa jawabannya? Saya coba temukan jawaban dari pria itu, mungkin ia akan mengatakan, karena engkau mencintai saya, karena engkau cantik, engkau baik dan sebagainya. Ini sekadar cerita imajiner saya.
Kita tinggalkan dua sejoli di atas, kita lanjutkan dengan yang lain terlebih dahulu . Ada orang bilang cinta itu buta, namun herannya orang buta bisa bercinta. Cinta (love). Kata “Kasih” (cinta) adalah kata yang paling penting dalam bahasa Inggris – maupun dalam bahasa lain, dan kata ini merupakan kata yang paling sering membingungkan orang. Para pemikir rohani maupun sekuler setuju bahwa cinta memainkan peran utama dalam kehidupan, seorang manusia.
Di dunia sekuler, cinta itu merupakan sesuatu kemegahan yang menyemarakkan kehidupan, cinta membuat dunia berputar lambat dan cinta juga membuat dunia berputar cepat. Beribu-ribu bahkan berjuta-juta lagu, buku, majalah, film diproduksi yang dibumbui dengan cinta. Saya masih ingat ketika film percintaan yang berjudul “Titanic” diputar di Surabaya, hampir setiap hari selama satu bulan lebih bioskop-bioskop itu penuh dengan penonton. Di bawah ini kita mau melihat apa latar belakangnya orang-orang memperingati Hari Cinta Kasih ini?
Mengapa tanggal 14 Februari, Hari Valentine begitu penting?
Kalau kita perhatikan lebih lanjut sebenarnya ada dua pendapat mengenai sejarah hari Valentine ini ,yakni; pendapat yang pertama mengatakan, hari Valentine itu berasal dari hari perayaan Lupercalia. Pada jaman Romawi Kuno, masyarakat menyembah dewa Lupercus untuk menjaga ternak-ternak piaraan mereka. Sehingga setiap bulan Februari, masyarakat Romawi menyelenggarakan pesta untuk menyembah dewa ini. Salah satu adat yang biasa dijalani adalah dengan menuliskan nama perempuan di selembar kertas dan menempatkannya di dalam sebuah kendi yang besar. Lalu, setiap pemuda akan mengambil satu nama dari kendi tersebut. Para perempuan dan laki-laki yang berpasangan kemudian akan terus bersama sampai perayaan Valentine tahun depan.
Pendapat kedua bahwa , hari Valentine berawal dari masa kekuasaan Raja Claudius. Ia menganggap bahwa para pria yang sudah menikah akan menjadi prajurit yang lemah, maka ia melarang pernikahan di daerah kekuasaannya. Pada jaman pemerintahan Raja Claudius ini, hidup seorang pendeta Romawi yang bernama Valentinus. Ia berusaha melawan perintah raja dan secara diam-diam menikahkan pasangan muda yang saling jatuh cinta. Pada akhirnya ia tertangkap dan dipenjarakan. Setelah kematiannya, Valentinus kemudian diangkat menjadi Santo. Meskipun banyak versi mengenai peristiwa ini, pada tahun 496 Paus Gelasius menetapkan hari Valentine sebagai hari untuk memperingati Santo Valentinus.
Simbol dan Tradisi di Hari Valentine
Simbol yang paling umum digunakan pada hari Valentine adalah hati. Menurut kepercayaan kuno, hati adalah sumber dari berbagai macam emosi. Kemudian hati dikaitkan hanya dengan emosi cinta. Simbol lainnya adalah bunga mawar merah. Bunga mawar merah ini dipercaya sebagai bunga kegemaran dewi Venus, dewi cinta Romawi. Selain itu, merah merupakan warna yang melambangkan perasaan yang kuat. Maka, sudah menjadi tradisi di hari Valentine orang-orang memberikan bunga Mawar merah pada orang yang dikasihi.
Kain renda tidak jarang juga digunakan sebagai simbol valentine. Dahulu, renda biasa dipakai untuk membuat saputangan wanita. Ratusan tahun lalu, jika seorang wanita menjatuhkan saputangannya, seorang pria akan mengambilkan untuknya. Kadang kala, jika seorang wanita melihat pria yang menarik, ia akan dengan sengaja menjatuhkan saputangannya. Maka kemudian orang-orang akan berpikir tentang keromantisan jika mereka melihat renda.
Jadi, pada mulanya hari Valentine merupakan hari penyembahan kepada dewa Lupercus (versi 1) atau peringatan kepada Santo Valentinus (versi 2). Akan tetapi, seiring dengan perubahan jaman, hari Valentine kemudian bergeser menjadi hari untuk mengungkapkan cinta kepada orang-orang terdekat kita dengan berbagai cara, misalnya dengan memberi bunga mawar, coklat atau makan malam yang romantis. Menjelang hari Valentine pusat-pusat perbelanjaan mulai meluncurkan produk-produk khas valentine, restoran dan rumah makan menyiapkan menu khusus ‘candle light dinner’ yang romantis. Tak ketinggalan, stasiun televisi dan radio menayangkan acara-acara spesial valentine. Dan Gereja Injili Indonesia San Jose juga merayakannya secara khusus.
Apa yang dunia bicarakan tentang cinta?
Kata “ I love you” sangat popular sekali, saya yakin semua orang tahu artrinya. Dalam bahasa Indonesia Aku Cinta Kamu, Ich Liebe Dich (Jerman) ,Wo Ai Ni (Mandarin), Kimi o ai shiteru! (Jepang), Dangsinul saranghee yo! (Korea) Te amo! (Spanish), Kulo Tresno kaleh Panjenengan (bahasa Jawa) dan banyak lagi…….Para psikolog sependapat bahwa kebutuhan akan cinta merupakan suatu kebutuhan utama (primer). Demi cinta, kita mau mendaki gunung tinggi, demi cinta kita mau menyeberangi lautan, demi cinta kita mau melintasi padang pasir, demi cinta kita mau mengalami penderitaan . Sebaliknya, gara-gara cinta, pegunungan menjadi tidak terdaki, lautan tidak terseberangi, penderitaan menjadi kemalangan hidup.
Cinta membuat bunga bertumbuh mekar, cinta membuat senyum melebar, cinta membuat makanan menjadi enak, cinta membuat tidur nyenyak, cinta membuat orang tidak pelit, cinta membuat semangat untuk belajar ; namun sebaliknya cinta juga membuat bunga seakan -akan layu, cinta membuat air mata bercucuran, cinta membuat susah tidur, cinta membuat nilai di sekolah jelek, cinta membuat orang susah konsentrasi kerja, cinta juga yang menyebabkan bunuh diri. Lihat, begitu lihai dan dahsyatnya cinta itu.
Jika kita sepakat bahwa kata cinta atau kasih meresap dalam masyarakat manusia, secara historis maupun masa kini, kita pun harus sependapat bahwa kata tersebut adalah kata yang paling membingungkan. Perhatikanlah, kita mempergunakan cinta dalam seribu satu cara. Kita menyatakan bahwa : I love Ice Cream, I love cats, I love my car, I love my house, I love my Job, I love my wife, I love my book, I love my country dan sebagainya. Kita gunakan cinta untuk benda, untuk makanan, untuk hewan , untuk negara, untuk buku dan untuk sesama kita manusia, bahkan untuk Tuhan kita. Kalau kita belum merasakan kebingungan dengan cinta ini mari kita lihat lagi yang lain. Ketika seorang pria berselingkuh, dia katakan aku cinta pada dia, namun pendeta bilang itu Dosa perjinahan. Isteri seorang pecandu Alkohol meneruskan kehidupan rumah tangga bersama suaminya setelah peristiwa mabuk-mabuk, sang isteri bilang ini adalah cinta, tetapi psikolog bilang ini adalah kebergantungan. Orang tua mengikuti apa saja yang diingini oleh anaknya, mereka menyebutnya kasih sayang, namun ahli therapy keluarga bilang ini orang tua yang tidak bertanggung jawab.
Cinta yang ditawarkan oleh dunia nyata, sifatnya sementara: Ketika engkau masih kaya, aku cinta padamu, ketika engkau masih cantik dan tampan, aku cinta padamu, ketika engkau baik pada saya maka aku cinta padamu, Namun pada saat engkau jatuh miskin, maka Sayonara, pada saat engkau tidak cantik lagi , Good by my love, pada saat engkau jahat padaku maka , Jai Jien (Selamat Tinggal dalam bhs Mandarin)
Orang yang sedang jatuh cinta, mempunyai konsep bahwa kekasihnya tidak pernah berbuat salah. Ibunya bisa melihat kekurangan-kekurangan orang itu, namun yang sedang terbuai cinta tidak melihat apa-apa. Ibunya bilang :” sayang apakah kamu sudah pertimbangkan dengan seksama” , maka yang terbuai mengatakan, “ Mama jangan curiga , dia itu pria yang satu-satunya paling baik di dunia”. Dahsyatnya cinta itu begitu egois, membuat dunia seakan-akan milik dua orang saja.
Sewaktu saya SMA kelas tiga, saya masih ingat peristiwa 29 Juli 1981, pada waktu itu hari Pernikahan pangeran Charles dari Inggris dengan Putri Diana Spencer. Berita persiapan pernikahan dan sampai hari “H”- nya senantiasa diberitakan secara besar-besaran baik di media cetak maupun Televisi. Semua orang kagum akan kecantikan putri Diana, terutama wajah dan model rambutnya. Dalam waktu yang cukup singkat banyak sekali anak-anak gadis dan sebagian kaum ibu pada waktu itu memotong rambut model putri Diana. Siapa yang tidak kagum, seorang putri kerajaan yang cantik, namun kita lihat apa yang terjadi dengan cinta mereka, ternyata cinta anak manusia ini berakhir dengan sangat tragis.
Impian orang yang sedang dimabuk asmara adalah kebahagiaan yang sangat perfect, bayangannya adalah tidak ada pertengkaran sama sekali, yang ada adalah saling mengasihi saja. Tatkala melihat pasangan lain, penuh persoalan, mereka katakan hal itu tidak akan berlaku bagi kita. Waktu berjalan, tibalah ucapan selamat datang di dunia pernikahan, ternyata tidak seperti yang dibayangkan, kadang perdebatan terjadi hanya karena masalah kecil. Lalu mata kita mulai terbuka, ternyata pasangan kita itu punya kekuatan juga untuk menyakiti kita, sadis juga dia. Sebelumnya ada konsep bahwa kekasihnya yang paling cantik di dunia, namun ternyata ada juga jerawatnya. Ini cinta di dunia, jaraknya sebenarnya adalah bertetangga dekat dengan benci.
Apa yang Alkitab bicarakan dengan Kasih (Cinta) ini ?
Ketika dunia memperingati Hari Valentine, maka dimana-mana bertaburan kata-kata Cinta, dari Super Market, Iklan Surat Kabar, Iklan Televisi sampai pada Tong sampah. Mengapa saya katakan demikian? Dari Super Market, kita temukan bunga, Card Valentine, ada hadiah, ada hiasan-hiasan bernada cinta, yang sebentar lagi akan dibuang ke dalam Tong sampah. Tentu kasih yang di dalam Alkitab bukan kasih yang demikian.
1 Kor 13:4-7 menyatakan bahwa kasih itu seharusnya bersifat membangun jemaat, sama dengan tujuan talenta karunia Tuhan pada setiap orang. Bahkan dalam Efesus 4:11-14 dikatakan, “Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus, sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus, sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran.” Tapi, kasih itu sendiri bukan talenta karunia.
Ada 4 prinsip penting dipaparkan oleh Paulus dalam I Kor 13:4-8 berhubungan dengan Kasih itu,
I.. Kasih membangun kualitas dan kualifikasi orang percaya secara pribadi sehingga di dalam hidupnya memancarkan kasih Kristus.

Kasih yang pertama adalah cinta kasih Kristus yang menyentuh hati dan kehidupan manusia. Paulus menegaskan, “Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong.” Namun dunia yang semakin materialis, egois dan individual telah menurunkan kadar kasih Kristen. Paulus pernah mengingatkan tentang keadaan manusia pada akhir jaman dalam 2 Timotius 3:2, “Manusia akan mencintai dirinya sendiri.” Jikalau di dalam persekutuan kita tidak mempraktekkan dengan baik makna kasih itu maka tanpa disadari kita telah menggenapi firman Tuhan ini. Orang percaya , harus dan tidak boleh tawar- menawar, hidupnya mesti memancarkan kasih.

II. Kasih membangun mutu hubungan kita dengan sesama antara lain sikap, interaksi, karakter dan komunikasi.

Rasul Paulus mengajarkan, “Ia tidak melakukan yang tidak sopan”. Selama bersosialisasi, setiap orang percaya seharusnya berusaha agar ucapannya tidak terkesan kasar dan latar belakang karakternya tidak boleh dijadikan alasan untuk membenarkan diri sendiri . Sebaliknya, ia yang sudah memiliki Kasih Kristus harus mengerti perasaan sesamanya sehingga di dalam persekutuan dengan orang percaya tidak saling menjatuhkan melainkan saling menopang satu dengan yang lain. Karena sesuai dengan firman Tuhan bahwa Kasih itu“Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran.” Kasih yang benar dan murni dari seseorang yang percaya , juga kasih yang menginginkan orang-orang di sekitar memiliki kasih seperti apa yang telah dimilikinya.

III. Kasih membangun mutu hidup orang percaya di dalam penyelesaian masalah atau konflik.

Sekali lagi Rasul Paulus mengajarkan, “Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.” Hidup bergereja di dunia ini pasti selalu ada masalah hingga menimbulkan cekcok karena manusia memiliki kelemahan. Maka pihak yang bertengkar harus dipertemukan untuk mencari solusi. Setelah saling mengakui dan memaafkan, mereka diharapkan untuk tidak mengungkitnya kembali agar tidak berkembang hingga menghancurkan Gereja. Memang lidah tak bertulang tapi “lidah” itu dapat dikendalikan oleh kasih.

IV. Kasih yang dari Allah itu kekal.

Rasul Paulus mengatakan, “Nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap.” Sedangkan kasih adalah pola kehidupan surgawi. Karena itu, ia melanjutkan, “Karena sekarang kita melihat dalam cermin suatu gambaran yang samar-samar, tetapi nanti kita akan melihat muka dengan muka. Sekarang aku hanya mengenal dengan tidak sempurna, tetapi nanti aku akan mengenal dengan sempurna, seperti aku sendiri dikenal” (I Kor 13:12). Dengan kata lain, di hadapan Tuhan tak ada yang tersembunyi dan semua orang akan saling terbuka.
Kasih yang Tuhan inginkan dari kita adalah Kasih yang sifatnya Luar dan dalam, artinya ketika kita mempraktekkan perbuatan kasih, itu bukan hanya di dalam tingkah laku kita saja, namun juga hati kita. Sebenarnya ketika kita berbica tentang Kasih ( Cinta), kita diperhadapkan kepada tiga macam kasih yang berbeda, yakni Kasih Philia (Kasih Persaudaraan), Kasih Eros (Kasih Asmara) dan Kasih Agape (Kasih Allah). Kasih Allah adalah kasih yang unconditional, Kasih yang tanpa syarat. Kalaupun terpaksa Allah memasang syarat, maka syaratnya adalah tanpa syarat. Sering kali kita sebut sebagai kasih “Walaupun”, bukan “karena” “Kalau” atau “supaya.

Lihat perbedaan Kasih yang ditawarkan dunia dengan Kasih yang ditawarkan Allah, ketika kita katakan Saya cinta pada Ice Cream, itu artinya Ice Cream itu akan saya korbankan, saya akan memakannya. Ketika anda katakan saya cinta minuman itu, maka minuman itu akan saya korbankan ia akan saya minum; Namun kasih dari Tuhan justru sebaliknya, ketika Ia (Yesus) mengatakan Cinta pada kita, maka Ia mengorbankan diri-Nya untuk kita. Lihat di sini perbedaannya? Saya kurang tahu dengan apa yang anda lakukan saat ini, apakah sudah mulai mempraktekkan Kasih yang Tuhan ajarkan? Semoga.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home